pasar apung di banjarmasin
kota sungai banjar
jembatan barito
Selasa, 07 Juli 2015
info banjar masin
info kota banjar
Kota Banjarmasin
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Banjarmasin | ||
---|---|---|
Kalimantan Kalimantan Selatan | ||
Pasar Terapung Banjarmasin | ||
| ||
Semboyan: Kayuh Baimbai Banjar: Mendayung Bersama-sama | ||
Lokasi Kota Banjarmasin di Pulau Kalimantan | ||
Koordinat: 3°18′51,78″LU 114°35′33,05″BT | ||
Negara | Indonesia | |
Hari jadi | 24 September 1526 | |
Pemerintahan | ||
• Wali kota | Muhidin | |
Populasi (2010) | ||
• Total | 625.481 jiwa | |
• Kepadatan | 8.687/km2 (22,500/sq mi) | |
Demografi | ||
• Suku bangsa | Banjar (79,12%) Jawa (10,72%) Madura (2,42%) Bugis (0,54%) Sunda (0,44%) Lain-lain (6,76%) [1] | |
• Agama | Islam (95,54%) Kristen (2,41%) Katolik (1,04%) Buddha (0,68%) Hindu (0,07%) Khonghucu (0,02%) Lain-lain (0,24%) [2] | |
• Bahasa | Banjar, Indonesia | |
Zona waktu | WITA | |
Kode telepon | +62 511 | |
Kecamatan | 5 | |
Desa/kelurahan | 52 | |
Flora resmi | Kasturi (Mangifera Casturi) | |
Fauna resmi | Bekantan (Nasalis Larvatus) | |
Kota Banjarmasin (Latin: Bandiermasinensis) adalah salah satu kota sekaligus ibu kota dari provinsi Kalimantan Selatan,Indonesia. Kota Banjarmasin merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), sebagai Kota Pusat Pemerintahan (Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan) serta sebagai pintu gerbang nasional dan kota-kota pusat kegiatan ekonomi nasional. Juga merupakan kota penting di wilayah Kalimantan Selatan yang saat ini memiliki posisi yang sangat strategis secara geografis. Sudah selayaknya Kota Banjarmasin ditingkatkan statusnya menjadi Pusat Kegiatan Nasional di masa mendatang.[3]
Kota yang terpadat di Kalimantan ini termasuk salah satu kota besar di Indonesia, walau luasnya yang terkecil di Kalimantan, yakni luasnya lebih kecil daripada Jakarta Barat. Kota yang dijuluki kota seribu sungai ini merupakan sebuah kota delta atau kota kepulauan sebab terdiri dari sedikitnya 25 buah pulau kecil (delta) yang merupakan bagian-bagian kota yang dipisahkan oleh sungai-sungai diantaranya pulau Tatas, pulau Kelayan, pulau Rantauan Keliling, pulau Insan dan lain-lain.[4]
Banjarmasin sebagai Kota Pusaka dan Kota Hijau[sunting | sunting sumber]
Kota Banjarmasin ditetapkan sebagai salah satu dari 10 ikon kota pusaka di Indonesia.[5][6][7][8][9][10][11]
Banjarmasin sebagai Kota Niaga dan Pelabuhan[sunting | sunting sumber]
Sejak zaman dulu hingga sekarang Banjarmasin masih menjadi kota niaga dan bandar pelabuhan terpenting di pulau Kalimantan.[12][13][14][15][16][17] Pelabuhan kota Banjarmasin adalah pelabuhan Trisakti yang terletak 12,5 mil dari muara sungai Barito.[18][19]Pelabuhan Trisakti memiliki Terminal Petikemas Banjarmasin (TPKB) yang termasuk 10 besar terminal petikemas di Indonesia.[20] Kota Banjarmasin beserta kota Pekalongan dan Solo ditetapkan sebagai Kota Teladan oleh UN Habitat.[21][22][23][24][25][26]
Secara de jure Banjarmasin masih sebagai ibukota Kalimantan Selatan, namun kantor Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan terhitung sejak tanggal 14 Agustus 2011 yang bertepatan dengan Hari jadi Provinsi Kalimantan Selatan ke-61, telah dipindahkan ke kawasan Gunung Upih di kecamatan Cempaka (Banjarbaru) yang berdiri pada lokasi dengan ketinggian 44 meter di atas permukaan laut serta berjarak sekitar 60 km dari kantor lama (pada titik 0 km Banjarmasin di tepi sungai Martapura).[27][28][29][30][31] Kementerian Pekerjaan Umum menempatkan Banjarmasin sebagai salah satu kota penting dan mempersiapkan Banjarmasin beserta 4 daerah kabupaten/kota yang menjadi satelitnya sebagai salah satu Kawasan Strategis Provinsi yaitu Kawasan Perkotaan Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut sebagai calon kota "metropolitan" generasi ketiga[32][33][34][35][36] yang dinamakan Banjar Bakula.[37][38][39][40] [41][42][43]
Etimologi[sunting | sunting sumber]
Dalam bahasa Jawa, Banjarmasin berarti taman asin[44][45], sedangkan sejarah Jawa Barat mencatat nama Banjarmasin berasal dari keluarga keraton Kerajaan Mahasin di Singapura yang mengungsi ke daerah Banjar karena serangan Sriwijaya kemudian berdirilah Kerajaan Banjar Mahasin[46], namun nama asli kota Banjarmasin adalah Banjar-Masih[47], pada tahun 1664 orang Belanda masih menulisnya Banjarmasch atau Banzjarmasch.[48] Kota yang secara historis menjadi ibukota provinsi Kalimantan sampai tahun 1957 ini memiliki Indeks persepsi kenyamanan 52.61 (th. 2009)[49] meningkat menjadi 53.16 (th. 2011) walau masih di bawah rata-rata[50][51]. Tahun 1942 Jepang menduduki kota ini, sebelumnya kolonial Belanda, menjadikan Banjarmasin sebagai ibukota Dutch-Borneo dan di bawah kekuasaan Inggris (Alexander Hare) dikenal sebagai British-Borneo.[52][53]
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Kota Banjarmasin
Bagian ini membutuhkanpengembangan |
Kawasan Banjarmasin awalnya sebuah perkampungan bernama "Banjarmasih" (terletak di Bagian utara Banjarmasin). Tahun 1606 pertama kali VOC-Belanda mengunjungi Banjarmasin, saat itu masih terletak di muara sungai Kuin. Kota-kota yang terkenal di pulau Kalimantan pada awal abad ke-18 adalah Borneo (Brunei City), Ноrmata (Karimata), Marudo, Bendamarfin (Banjarmasin), dan Lava (Lawai).[93] Tahun 1747, VOC-Belanda memperoleh Pulau Tatas (Banjarmasin bagian Barat) yang menjadi pusat Banjarmasin semenjak saat itu hingga ditinggalkan Belanda tahun 1809. Tahun 1810 Inggris menduduki Banjarmasin[135] dan menyerahkannya kembali kepada Belanda tahun 1817. Daerah Banjar Lama (Kuin) dan Banjarmasin bagian Timur masih tetap menjadi daerah pemerintahan pribumi di bawah Sultan Banjar dengan pusat pemerintahan di keraton Martapura (istana kenegaraan) hingga diserahkan pada tanggal 14 Mei 1826. Tahun 1835, misionaris mulai beroperasi di Banjarmasin.[136] Tahun 1849, Banjarmasin (Pulau Tatas) menjadi ibukota Divisi Selatan dan Timur Borneo.[137] Saat itu rumah Residen terletak di Kampung Amerong berhadap-hadapan dengan Istana pribadi Sultan di Kampung Sungai Mesa yang dipisahkan oleh sungai Martapura. Pulau Tatas yang menjadi daerah hunian orang Belanda dinamakan kotta-blanda. Ditetapkan dalam Staatblaad tahun 1898 no. 178[138], kota ini merupakan Onderafdeeling Banjarmasin en Ommelanden (1898-1902), yang merupakan bagian dari Afdeeling Bandjermasin en Ommelanden (Banjarmasin dan daerah sekitarnya).[139] Tahun 1918, Banjarmasin, ibukota Residentie Zuider en Ooster Afdeeling van Borneomendapat Gemeente-Raad. Pada 1 Juli 1919, Deean gemeente mulai berlaku beranggotakan 7 orang Eropa, 4 Bumiputra dan 2Timur Asing. Pada tahun 1936 ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat dan Borneo Selatan-Timur menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin.[140] Tahun 1937, otonomi kota Banjarmasin ditingkatkan denganStads Gemeente Banjarmasin karena Banjarmasin sebagai ibukota Gouvernement Borneo.[141] Tanggal 16 Februari 1942, Jepang menduduki Banjarmasin.[142], kemudian dibentuk pemerintahan pendudukan bagi Borneo & kawasan Timur di bawah Angkatan Laut Jepang.[143] Tanggal 17 September 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu (tentara Australia) yang memasuki Banjarmasin.[144][145]Tanggal 1 Juli 1946 H. J. van Mook menerima daerah Borneo en de Groote-Oost dari tentara pendudukan Sekutu dan menyusun rencana pemerintahan federal melalui Konferensi Malino (16-22 Juli 1966) dan Konferensi Denpasar (7-24 Desember 1946) yang memutuskan pembentukan 4 negara bagian yaitu Jawa, Sumatera, Borneo (Netherlands Borneo) dan Timur Besar (Negara Indonesia Timur), namun pembentukan negara Borneo terhalang karena ditentang rakyat Banjarmasin[146][147][148][149] Tahun 1946 Banjarmasin sebagai ibukota Daerah Banjar satuan kenegaraan sebagai daerah bagian dari Republik Indonesia Serikat. Kotapradja Banjarmasin termasuk ke dalam Daerah Banjar, meskipun demikian Daerah Banjar tidak boleh mencampuri hak-hak dan kewajiban rumah-tangga Kotapradja Banjarmasin dalam daerahnya sendiri. [150]
Langganan:
Postingan (Atom)